Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menciptakan Produk

Merek, kemasan, label produk

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menciptakan Produk

Merek Produk
Konsumen memandang sebuah merek sebagai bagian yang penting dari produk, dan pemberian merek dapat menambah nilai produk.
Kotler (2000 : 404) mendefinisikan merek sebagai berikut :
“A brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors”.

Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek  digunakan untuk beberapa tujuan (Fandi Tjiptono, 1997 : 104) :
  1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
  2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.
  3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.
  4. Untuk mengendalikan pasar.
Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek (Kotler, 2000 : 404), yaitu :
  1. Atribut. Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya Mercedes mengisyaratkan mobil yang mahal, tahan lama, berkualitas, bergengsi tinggi, dan sebagainya.
  2. Manfaat. Atribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat-manfaat fungsional dan emosional. Atribut “tahan lama” dapat dicerminkan dalam manfaat fungsional  “saya tidak perlu membeli mobil baru untuk beberapa tahun.” Atribut “mahal” dapat diterjemahkan ke dalam manfaat emosional “Mobil ini membuat saya merasa penting dan dikagumi.” 
  3. Nilai-nilai. Merek juga menyatakan nilai-nilai produsennya. Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, dan prestise.
  4. 4Budaya. Merek juga mungkin mencerminkan budaya tertentu. Mercedes mencerminkan budaya Jerman, yaitu terorganisir, efisien, berkualitas tinggi.
  5. Kepribadian. Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu. Mercedes memberi kesan pemimpin yang tegas (orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana yang megah (objek).
  6. Pemakai. Merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produknya. Kita mengharapkan akan melihat seorang eksekutif puncak berusia 55 tahun yang mengemudi Mercedes, bukan seorang sekretaris berusia 20 tahun.
    Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan (Fandi Tjiptono, 1997 : 106), yaitu :
  1. Merek harus khas atau unik.
  2. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan pemakaiannya
  3. Merek harus menggambarkan kualitas produk.
  4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.
  5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam bahasa lain.
  6. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
    Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek (Aaker, 1996). Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar dijiplak. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga sesungguhnya persaingan yang terjadi antarperusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan sekadar pertarungan produk.

Kemasan Produk
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) untuk suatu produk.
Ada tiga macam tingkatan dalam kegiatan pengemasan barang produk (Armstrong & Kotler, 2000 : 237), yaitu :
  1. Kemasan utama (primary package), yaitu kemasan yang langsung berhubungan dengan isi produk. Contohnya tube yang menampung isi pasta gigi.
  2. Kemasan tambahan  (secondary package),  merupakan  kemasan  yang  berfungsi  sebagai  pelindung  dari  kemasan  utama,  dan  biasanya  dibuang  ketika  produk tersebut akan digunakan. Misalnya kotak yang menampung tube pasta gigi.
  3. Kemasan pengiriman (shipping package), berfungsi sebagai pelindung produk dari risiko kerusakan yang dapat ditimbulkan dari pengangkutan produk hingga sampai ke konsumen, penyimpanan di gudang, dan lain-lain.
Tujuan penggunaan kemasan (Fandy Tjiptono, 1997 : 106) diantaranya :
  1. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar / isi, dan sebagainya.
  2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti obat nyamuk, parfum), dan lain-lain.
  3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain.
  4. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya.
  5. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh, lembut, atau mewah.
  6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani.
  7. Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.
  8. Sebagai cermin inovasi produk, dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.
Pemberian kemasan pada suatu produk dapat memberikan tiga manfaat utama, yaitu (Berkowitz et al., 1992) :

1.    Manfaat komunikasi
Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi khusus (efek samping, frekuensi pemakaian yang optimal, dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel atau   simbol  bahwa  produk  tersebut  halal  dan  telah  lulus  pengujian  atau
disyahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.

2.    Manfaat fungsional
Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting, seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan. Contohnya pasta gigi Colgate mengubah kemasannya menjadi pump dispenser untuk memudahkan penggunaannya.

3.    Manfaat perseptual
Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen. Air mineral seperti Aqua diberi kemasan yang berwarna biru muda untuk memberikan persepsi bahwa produknya segar dan sehat.

Baca juga :  Pengertian Strategi Produk dan Konsep Siklus Hidup Produk

Label Produk
Pemberian label pada produk berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label dapat menjadi bagian dari kemasan, atau dapat pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk. Dengan demikian, ada hubungan erat antara labeling, packaging, dan branding. Secara garis besar, terdapat tiga fungsi dari pemberian label  (Armstrong & Kotler, 2000 : 240), yaitu :
1.    Label mengidentifikasikan produk atau merek, seperti nama Sunkist yang ditempel pada jeruk.

2.    Label dapat mendeskripsikan beberapa hal tentang produk : siapa pembuatnya, dimana  dan  kapan dibuatnya,  apa  isinya,  bagaimana cara menggunakannya, dan bagaimana menggunakannya dengan aman.

3.    Label dapat pula mempromosikan produk melalui desain grafiknya yang menarik. Pada akhir-akhir ini, praktek-praktek pemasangan label telah dipengaruhi oleh unit pricing (yang menyatakan harga per unit dari pengukuran yang standar), open dating (yang menyatakan masa berlakunya produk), dan nutritional labeling (yang menyatakan nilai gizi yang terkandung dalam produk yang bersangkutan). Para penjual harus memastikan bahwa label mereka memuat semua informasi yang diperlukan.

Layanan Pendukung Produk   
Pelayanan pelanggan merupakan salah satu bagian dari strategi produk. Suatu tawaran perusahaan kepada pasar biasanya meliputi beberapa layanan, yang menjadi bagian kecil atau bagian besar dari tawaran tersebut. Layanan pendukung produk merupakan layanan yang mengiringi produk aktual atau layanan yang merupakan tambahan atas produk. Semakin lama semakin banyak perusahaan yang menggunakan layanan pendukung produk sebagai sarana untuk meraih keunggulan kompetitif.

Layanan pendukung produk dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelompok (Lovelock, 1994), yaitu :
  1. Informasi, misalnya jalan / arah menuju tempat produsen, jadwal penyampaian produk / jasa, harga, instruksi mengenai cara menggunakan produk inti atau layanan pendukung produk, peringatan, kondisi penjualan / layanan, pemberitahuan adanya perubahan, dokumentasi, konfirmasi reservasi, rekapitulasi rekening, tanda terima dan tiket.
  2. Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi, dan konsultasi manajemen / teknis.
  3. Order taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau program tertentu), order entry, dan reservasi.
  4. Hospitality, diantaranya sambutan, food and beverages, toilet dan kamar kecil, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu, transportasi, dan sekuriti.
  5. Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik pelanggan yang mereka bawa, serta perhatian dan perlindungan atas barang yang dibeli pelanggan.
  6. Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelum penyampaian produk, menangani komplain / pujian / saran, pemecahan masalah, dan restitusi.
  7. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi individual, laporan verbal  mengenai jumlah rekening, mesin yang memperlihatkan jumlah rekening, dan self-billing.
  8. Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran, pengurangan otomatis atas rekening nasabah, serta kontrol dan verifikasi.

0 Response to "Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menciptakan Produk"

Posting Komentar