Pengertian Tentang Manajemen Proyek

Pengertian Tentang Manajemen Proyek

Pengertian Tentang Manajemen Proyek

Pengertian manajemen proyek adalah implementasi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan keahlian, serta teknik yang terbaik dan berkualitas yang dijalankan secara bersamaan untuk mencapai target yang sebelumnya telah direncanakan. Dengan dukungan sumber daya, sangat diharapkan bahwa semua rangkaian kegiatan ini dapat menghasilkan output yang optimal, terutama output yang berkaitan dengan kinerja, kualitas, waktu, dan keselamatan kerja. Dalam dunia manajemen proyek, setiap perusahaaan memerlukan sistem pengelolaan yang terkonsep karena suatu proyek pastinya memiliki keterbatasan sehingga goal akhir proyek tersebut bisa terselesaikan. Terdapat beberapa hal yang perlu dikelola dalam bidang manajemen proyek, yaitu  waktu, kualitas, biaya, keselamatan kerja, kesehatan karyawan, lingkungan, sumber daya, sistem informasi, dan risiko.

Manajemen proyek terdiri dari dua kata yaitu "Manajemen" dan "Proyek". Menurut Husen (2009:2), manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien.

Manajemen merupakan proses terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan, dan menjalankan program-program yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya waktu (Dipohusodo, 1996:2).

Sedangkan proyek adalah upaya yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu (Dipohusodo, 1996:9).

Menurut Husen (2009:4), proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia material, peralatan, dan modal/ biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpukan beberapa pengertian dari manajemen proyek. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta keselamatan kerja (Husen 2009:4).

Menurut Ervianto (2005:21), manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.

Artikel ini juga membahas tentang :
Sebuah proyek adalah usaha yang kompleks, tidak rutin, yang dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya, dan spesifikasi kinerja yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Larson, 2006:3).

Menurut Subagya (2000: 169) :
Proyek adalah suatu pekerjaan yang memiliki tanda-tanda khusus sebagai berikut, yaitu
  1. Waktu mulai dan selesainya sudah direncanakan.
  2. Merupakan suatu kesatuan pekerjaan yang dapat dipisahkan dari yang lain.
  3. Biasanya volume pekerjaan besar dan hubungan antar aktifitas kompleks.
Render dan Heizer dalam Ariyoto (2001: 505) menyatakan "Proyek merupakan sebagai rangkaian tugas-tugas yang berkaitan yang diarahkan menuju ouput yang besar".
Menurut Yamit (2000: 296) " Proyek adalah setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain setiap pekerjaan yang dimulai pada waktu tertentu dan direncanakan selesai atau berakhir pada waktu yang telah ditetapkan”.
Lock dalam Jasjfi (1994: 15-17) menyatakan:

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan dalam suatu proyek, yaitu :

1.    Spesifikasi Pelanggan, yang meliputi permintaan dari pelanggan yang muncul dalam berbagai macam bentuk. Pelanggan memberikan gambar-gambar dan rencana atau memberikan uraian tertulis tentang sasaran proyek, dalam komunikasi selanjutnya antara pelanggan dan kontraktor, baik komunikasi lisan maupun tulisan. Permintaan semula mungkin mengalami perubahan, mungkin muncul ketentuan-ketentuan baru, tambahan, atau perubahan-perubahan lain.

2.    Spesifikasi kontraktor, dimana kontraktor harus mengajukan usulan (proposal) mengenai cara-cara melaksanakan pekerjaan itu. Usulan itu kemudian dijadikan dasar bagi spesifikasi rancang (desain) sementara bagi kontraktor sendiri. Biasanya persyaratan yang ditentukan oleh spesifikasi pelanggan masih perlu diterjemahkan ke dalam bentuk yang sesuai dengan praktek dan kebiasaan kontraktor, serta dengan standar kualitas, metode teknik dan kemampuan kontraktor. Penghubungnya adalah spesifikasi rancang (design specification)

3.    Spesifikasi produk, salah satu proyek yang mudah terancam kesulitan anggaran karena pembelanjaan yang meningkat adalah proyek-proyek pengembangan produk yang bertujuan untuk mengubah atau menambah rentang jenis produk perusahaan. Salah satu penyebabnya ialah kebiasan perancang, yaitu penyakit perbaikan yang berkepanjangan.
Yamit (2000: 296) menyatakan :
Manajemen proyek merupakan suatu perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan secara teliti menyangkut berbagai macam kegiatan.

Secara umum manajemen proyek mempunyai tiga tahapan sebagai berikut:
  1. Perencanaan, yang meliputi identifikasi kegiatan, perkiraan waktu kegiatan, dan hubungan logika ketergantungan antar kegiatan, yaitu dengan metode CPM dan PERT yang menghasilkan diagram network.
  2. Penjadualan, berdasarkan tahapan perencanaan dibuatlah penjadwalan sumberdaya yang diperlukan seperti tenaga kerja, mesin dan biaya untuk setiap pekerjaan.
  3.  Pengawasan, tahapan ini meliputi laporan perkembangan proyek, memperbaharui diagram network dalam setiap terjadi perubahan selama proyek berlangsung.
Render dan Heizer dalam Ariyoto (2001: 504-505) menyatakan:
Manajemen proyek besar mencakup tiga fase, yaitu :
  1. Perencanaan, meliputi penetapan tujuan, pendefinisian proyek dan organisasi tim.
  2. Penjadualan, ini menghubungkan orang, uang dan supplies ke aktifitas khusus dan menghubungkan aktifitas dengan yang lainnya.
  3. Pengendalian, disinilah perusahaan mengawasi sumberdayanya, biayanya, kualitas dan anggaran, ini juga merevisi atau mengubah rencana dan mengganti sumberdaya untuk menepati waktu dan permintaan biaya.
Suatu bentuk organisasi yang baru, dibuat untuk meyakinkan program yang telah ada terus berjalan mulus atau lancar atas dasar hari kehari sementara proyek yang baru diselesaikan secara lengkap, ini disebut dengan organisasi proyek. Organisasi proyek adalah cara yang efektif untuk mengumpulkan orang dan sumberdaya fisik yang diperlukan untuk waktu yang terbatas untuk menyesuaikan proyek tertentu atau tujuan.

Organisasi proyek berfungsi dengan baik pada saat:
  1. Pekerjaan bisa didefinisikan dengan tujuan tertentu dengan batas waktunya.
  2. Pekerjaan itu unik atau sesuatu yang tidak lazim atas organisasi yang ada.
  3. Pekerjaan itu memuat tugas saling berkaitan yang kompleks yang membutuhkan keahlian tertentu.
  4. Proyek bersifat temporer tapi sangat penting atau kritis terhadap perusahaan.
Handoko (1999:98) menyatakan:
Tujuan manajemen proyek adalah :
  1. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan salah satu sasaran utama proyek, keterlambatan akan mengakibatkan kerugian, seperti penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasar.
  2. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
  3. Tepat spesifikasi (on specification) dimana proyek harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Baca juga :  Pengaruh Kepemimpinan Dalam Organisasi

Pengertian Network Planning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.
Dengan adanya Network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien. Pada prinsipnya Network tersebut digunakan untuk merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan/proyek.
Ahyari (1986: 457) menyatakan :
Pada prinsipnya Network Planning digunakan untuk merencakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan, dengan menggunakan Network sebagai alat perencanaan dapatlah disusun perencanaan yang baik serta dapat diadakan realokasi tenaga kerja.

Adapun keuntungan menggunakan analisis Network adalah sebagai berikut :
  1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis.
  2. Penentuan urutan pekerjaan.
  3. Dapat menemukan pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya.
  4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian secara keseluruhan.
  5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak tidak sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal.
  6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dikerjakan dengan lembur, atau pekerjaan mana yang harus di sub-kontrak-kan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen.
Dari berbagai keuntungan penggunaan Network sebagai perencanaan tersebut, maka jelaslah bahwa Network sangat membantu manajemen untuk menyusun perencanaan.
Menurut Subagya (2000: 169) “Hubungan antar aktivitas ditunjukkan dengan network, yaitu jaringan kerja yang menggunakan simbol lingkaran untuk awal atau akhir aktivitas dan anak panah untuk kegiatan”.

0 Response to "Pengertian Tentang Manajemen Proyek"

Posting Komentar